Kamis, 16 Januari 2014

PPGT

Udah lama banget saya pengen cerita tentang ‘proyek’ pemerintah yang satu ini. Saya adalah salah seorang mahasiswa PPGT angkatan pertama. Saya mengambil jurusan pendidikan teknik pesawat udara dengan lokasi LPTK di UNJ.
Apa sih PPGT? PPGT sebenarnya singkatan dari program pendidikan guru terintegrasi, banyak teman-teman yang juga menambahkan kata galau sehingga menjadi PPGT Galau dan nama itu sempat menjadi nama grup di facebook. Tujuan dari program ini adalah untuk mendidik guru menjadi guru yang professional sesuai dengan bidangnya, sehigga guru juga mendapatkan tunjangan sertifikasi setelah menyelesaikan pendidikan ini.
Proses penyaringannya ada beberapa tahap, yang pertama
mendaftar secara online, kemudian tes psikotes online, sampai tahap akhir yaitu wawancara. Tahap pertama yaitu mendaftar secara online di web yang khusus dibuat dan dikembangkan oleh dikti dengan cara mengisi kelengkapan data diri dan kemudian di seleksi secara administrasi. Setelah lolos administrasi, kita akan diberi jadwal untuk tes lanjutan yaitu tes psikotes secara online biasanya dilakukan di LPTK tempat mendaftar. Jika lulus psikotes online, kemudian tahap terakhir yaitu wawancara, biasanya dilakukan di LPTK tempat mendaftar juga. Kemudian hasilnya akan diumumkan lewat web juga.
Setelah lulus, para peserta PPGT akan berstatus mahasiswa tanpa mendapat kartu tanda mahasiswa. Pendidikan PPGT terdiri dari beberapa tahapan, yang pertama diberikan materi pedagogic di UNJ selama tiga bulan. Kemudian materi tentang teknik pesawat udara diberikan di STPI selama tiga bulan. Lalu kami balik lagi ke UNJ untuk workshop pembuatan media dan perangkat pembelajaran selama tiga bulan. Kemudian kami PPL di SMK penerbangan selama tiga bulan. Setelah semua tahapan pendidikan selesai dilakukan evaluasi dengan ujian online yang diadakan di LPTK masing-masing, ujian ini materinya tentang keteknikan dan juga pedagogic.
Jadi sebenarnya apanya yang galau?
Program ini membuat galau untuk saya pribadi karena yang pertama, saya sudah diterima sebagai mahasiswa s2 di UGM dan itu saya tinggalkan untuk mengikuti program ini. Program ini sebenarnya sudah selesai dengan ujian yang dilaksanakan oleh kami para mahasiswa PPGT, namun sampai detik ini (16 Januari 2014) kabar tentang kelanjutan program ini belum kami terima, bahkan untuk sekedar penyerahan sertifikat kami pun belum tahu kapan. Pihak penyelengara program ini pun terkesan lepas tangan dengan memberi pernyataan agar kami mencari kerja saja, bagaimana kami bisa mencari kerja di sekolah penerbangan jika sertifikat kami belum diberikan? Sukur-sukur pihak sekolah percaya bahwa kami memang pernah belajar penerbangan, bagaiman kalau kami hanya dianggap sebagai pembual karena tidak ada bukti?
Sebenarnya ketika program ini tengah berjalan kami mendapat kunjungan dari perwakilan dikti dan kami diberi kesempatan untuk bertanya, namun jawaban yang kami terima untuk program ini sangat mengecewakan. Pihak dikti selaku penyelenggara program ini tidak dapat menjanjikan apapun setelah kami lulus dari program ini, jangankan menyandang status guru pegawai negeri sipil yang memang kami idamkan, untuk sekedar penempatan setelah lulus pun mereka tidak bisa menjamin. Jadilah kami terkatung-katung nasibnya tidak jelas setelah menyelesaikan program ini. Entah karena pihak dikti yang memang tidak punya MOU ke smk penerbangan di Indonesia atau memang dikti yang tidak punya kuasa/wewenang untuk menentukan/mengambil keputusan.
Program ini terkesan seperti proyek dadakan pemerintah yang tidak direncanakan dengan matang, lucunya ketika kami presentasi sehabis PPL dan menguraikan tentang hal tersebut, pihak UNJ tidak setuju akan pendapat itu. Kalau memang program ini sudah direncanakan dengan matang harusnya tidak ada nasib yang terbengkalai disini. Bahkan ketika kami belajar di STPI, pihak STPI sendiri binggung dengan program ini. Kami diberi waktu tiga bulan untuk dapat menguasai tentang pesawat udara, yang normalnya diselesaikan dalam kurun tiga-empat tahun oleh para taruna di STPI atau paling tidak satu setengah tahun untuk para pencari licence. Pihak STPI pun juga binggung tentang bentuk sertifikat yang harus mereka buat untuk kami, semoga sertifikatnya juga sudah selesai.
Saya dapat mengambil kesimpulan dari program ini yaitu ini hanyalah sebuah ‘proyek’ dari sekian banyak proyek yang dilakukan oleh pemerintah untuk sekedar mempertebal isi kantong para pejabat yang terlibat. Mungkin KPK harus turun tangan menanggapi isu ini. Apapun itu hanya Allah yang tahu dan saya hanya bisa berdoa agar diberi yang terbaik karena menurut saya tidak ada ilmu yang tidak bermanfaat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar