Jumat, 23 Oktober 2020

Pengalaman Seleksi CPNS

Seleksi CPNS diselenggarakan pemerintah Indonesia untuk memenuhi kebutuhan jabatan di berbagai instansi pemerintah. Seleksi ini diselenggarakan secara terbuka dan hasil skor bisa langsung terlihat setelah selesai tes. Hasil bisa dilihat oleh siapapun tanpa ada rekayasa. Bahkan jika sporang itu menyewa joki untuk menggantikan ujian bisa juga terlacak karena dicek identitas dan kartu ujiannya. Jika membawa contekan atau jimat (beneran jimat/jampi-jampi) langsung akan dikeluarkan dari ruang ujian. Mereka yang melakukan kecurangan tersebut langsung didiskualifikasi dan tidak boleh mengikuti seleksi pada tahun depan.

Tes CPNS terdapat berbagai formasi, ada formasi umum, cumlaude, disabilitas, dan putra/putri daerah. Formasi umum bisa didaftarkan oleh siapa saja sesuai dengan syarat instansi dan formasi masing-masing. Formasi cumlaude hanya bisa didaftar oleh orang yang lulus kuliah dengan IPK cumlaude. Formasi disabilitas hanya bisa didaftar oleh orang yang memiliki disabilitas dan ada surat pernyataan resmi dari badan tes disabilitas yang dirujuk oleh instansi terkait. Formasi putra/putri daerah hanya ada dibeberapa instansi tertentu yang biasanya terletak di Indonesia timur dan tentunya hanya bisa didaftar oleh orang asli daerah tersebut.

Ujian CPNS ada beberapa tahapan, biasanya dimulai dari seleksi administrasi untuk menyocokan data diri dan ijasah. Setelah lulus administrasi lanjut tes SKD (seleksi kemampuan dasar) dengan materi TIU (tes intelegensi umum), TWK (tes wawasan kebangsaan), dan TKP (tes karakteristik pribadi). SKD bertujuan menyaring partisipan hingga diperoleh 3n (tiga kali jumlah formasi). Setelah lulus SKD dilanjutkan tes SKB (seleksi kemampuan bidang) dengan materi yang berkaitan dengan formasi yang didaftar. Jika lulus SKB maka akan otomatis pemberkasan.

Tes SKD ada 100 soal dengan pembagian secara berurutan 30 soal TWK, 30 soal TIU, Dan 40 soal TKP. Cara mengerjakannya menurut pengalaman saya kerjakan 15 soal masing-masing dahulu baru kembali ke awal soal dan selesaikan semua soal. Kenapa harus bertahap? Agar waktu tidak habis dan soal terakhir dikerjakan dengan buru-buru tanpa dipikir secara matang. Skor TWK, TIU, dan TKP punya batas passing grade dan tahun 2018 dan 2019 berbeda tiap formasi juga berbeda. Meskipun skor SKD lulus passing grade belum tentu bisa dinyatakan lulus ke tahap SKB, karena dari skor tersebut diurut berdasarkan hasil tertinggi. 

Passing grade SKD CPNS tahun 2019

Jika berhasil lolos ke tahap SKB maka selanjutnya tinggal belajar sesuai formasi yang dilamar. Formasi yang saya lamar adalah guru elektronika, soal ujian yang keluar seputar elektronika teknik digital dan rangkaiannya, cara pengukuran, konversi bilangan, komponen pasif aktif dan cara membacanya, juga tentang register (gambar teknik dan PLC yang saya kira akan keluar ternyata tidak keluar sama sekali 😭). Khusus formasi guru bagi yang sudah mempunyai serdik dan serdik nya linier dan diakui maka nilai SKB akan otomatis maksimal selama mengikuti tes. 

Pengalaman saya ketika ujian SKB karena soal pedagogik ada 40 soal dan profesional 60 soal, maka saya mengerjakan pedagogik 20 soal awal, kemudian saya lanjutkan soal elektronika sampai habis baru saya kerjakan lagi pedagogiknya. Saya juga sebisa mungkin menandai jawaban (tidak saya biarkan kosong) untuk mencegah kehabisan waktu dan jawaban saya masih kosong.

Kesalahan saya adalah datang terlalu pagi, sebenarnya tidak masalah datang lebih pagi, tapi jangan masuk ruangan lebih cepat karena menunggu didalam akan sangat lama jadi saya tidak bisa membaca materi lebih lama. Percayalah menunggu di dalam sambil menonton video cara mengerjakan SKD berulang kali itu sangat membosankan, apalagi duduk sangat berjauhan karena covid. Tidak bisa mengobrol dengan sebelah juga karena terhalang masker dan saya kehausan karena tidak membawa masuk minuman. Positifnya adalah Saya menghabiskan waktu dengan berdoa (supaya lulus) lebih lama, saya sampai lupa berdoa berapa kali karena terus saya ulangi.

Setelah selesai ujian saya sempat makan siang bekal saya karena keluar sudah jam 1, kemudian saya langsung pulang. Sesampainya di rumah saya mencari tau tentang saingan saya. Formasi saya hanya 1 lowongan jadi saya punya 2 saingan dan saya ada di peringkat 3 saat SKD, nilai kami berurutan adalah 406, 378, 373. Saat mencari tau soal lawan saya berdasarkan nomer tes mereka saya mendapat jadwal SKD mereka dan ternyata mereka ujian lebih dulu dari saya. Skor SKB saya paling tinggi dengan masing-masing skor kami 255, 250 (peringkat 2 SKD), 235 (peringkat 1 SKD).

Setelah saya hitung total perolehan nilai dengan rumus skor SKD 40% dan skor SKB 60%, maka didapatkan nilai 60,68 (peringkat 1 SKD); 60,44 (saya); 60,24 (peringkat 2 SKD). Selisih yang lumayan sebenarnya tapi saya sudah mengakui kalau saingan saya lebih unggul karena SKD dia memang beda jauh dengan saya dan ternyata dia memiliki serdik.

Simulasi perhitungan SKD+SKB CPNS 2019

Teman-teman saya sudah mencari tau saingan mereka saat pengumuman kelulusan SKD keluar, tapi saya tidak. Saya ingin melakukan hal semaksimal mungkin entah itu belajar ataupun berdoa. Jika saya tau lawan saya memiliki serdik maka saya akan mengganggap bahwa tidak ada gunanya saya ujian dan saya tidak akan belajar. Alhamdulillah saya jadi serius belajar dan berusaha sehingga ilmu saya bertambah. Stress saya juga berkurang dengan tidak mengetahui berapa skor saingan saya.

Saya tidak menyesali yang sudah terjadi karena ini memang takdir Allah dan saya percaya rezeki tiap manusia tidak akan tertukar. Mungkin memang bukan rezeki saya tahun ini dan insyaallah saya akan coba lagi tahun depan selama umur saya masih bisa mengikuti CPNS.



Dwi Fathonah yang sudah mengikuti tes CPNS 2 kali. Tahun 2018 gagal di SKD, tahun 2019 gagal di SKB tapi tetap bangga dan bersyukur dengan pencapaian yang ada peningkatan.



 







Tidak ada komentar:

Posting Komentar